Kamis, 04 April 2013

Metode Pengajaran Anak Disleksia

Pernah melihat adik, ponakan, teman, atau orang lain di sekitar kita mengalami kesulitan membaca? Kadang-kadang yang dibaca terbalik susunan kata-kata atau huruf-hurufnya... Bisa jadi mereka mengalami DISLEKSIA. Nah, berikut ini beberapa cara untuk mengajarkan anak dengan kondisi disleksia.. Semoga bermanfaat...

A.  Metode yang digunakan.

Dalam mengajar anak dengan kondisi disleksia harus dilakukan dengan metode multisensori, yaitu mendayagunakan seluruh kemampuan anak yang meliputi :

1.      visual (kemampuan penglihatan),

2.      auditori (kemampuan pendengaran),

3.      kinestetik (kesadaran pada gerak),

4.      taktil (perabaan)

Kemampuan visual dan auditori yang dimanfaatkan bersamaan dan saling menunjang dalam proses belajar anak dikenal dengan metode fonik, dimana anak diajak menamai huruf sesuai dengan bunyinya.

 

B.  Cara Mengenalkan dan Membedakan Huruf

Jika anak dalam tahap belum bisa membedakan mana huruf-huruf yang mirip seperti b dan d, p dan q, maka cara pengajaran yang perlu dilakukan adalah mempelajari hurufnya satu persatu. Misalnya fokuskan pengajaran kali ini pada huruf b. Tulislah huruf b dalam ukuran yang besar kemudian mintalah anak untuk mengucapkan sembari tangannya mengikuti alur huruf b atau membuat kode tertentu oleh tangan. Latihlah dan perkuatlah terus menerus sampai ia bisa menguasainya, setelah itu mulailah beranjak ke huruf d, dan ulangi pada huruf-huruf lain yang sulit dibedakan anak.

Bila anak sudah dapat membedakan huruf maka anak dapat mulai diajarkan membaca. Terdapat dua cara untuk mengajarkan anak membaca kata-kata: melihat dan mendengar kata tersebut satu persatu. Buatlah kata yang dicetak dalam ukuran besar – misalnya ‘buku’, setelah itu kita ucapkan ‘buku’, lalu mintalah anak mengulangi apa yang kita ucapkan yaitu ‘buku’. Tunjukanlah kata tersebut terus menerus, tambahkanlah beberapa kata yang sudah ia ketahui, hingga ia mengenali dan dapat mengucapkannya langsung begitu ia melihat kata ‘buku’.

 

C.  Cara meningkatkan pemahaman (comprehension)

Ada beberapa anak disleksia yang sudah bisa membaca namun ia memiliki masalah dengan pemahaman (comprehension). Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi sejauh mana kemampuannya dalam memahami. Jika ia tidak mampu memahami satu halaman, potonglah menjadi beberapa paragraph. Jika ia tidak bisa memahami beberapa paragraph, potonglah menjadi satu paragraf, dan seterusnya hingga sampai pada satu kalimat.

Membaca cerita bersama anak dirasa cukup efektif karena kita bisa tahu langsung pemahamannya. Misalnya ketika anak tidak paham kata ‘terbit’, kita bisa menganalogikan ‘terbit’ dengan bertanya ‘kalau pagi hari, matahari muncul atau menghilang?’ lalu ketika anak menjawab ‘muncul’ kita menjelaskan bahwa itulah yang dimaksud dengan ‘terbit’. Menganalogikan kata-kata yang tidak dimengerti dapat mengajarkan anak untuk memberi tanda kata-kata yang belum ia pahami.

Menurut Baumer (1996) ada beberapa cara mengajar jika pemahaman anak lemah:

1.      Memilih cerita yang menarik pada level dimana 98% ia bisa memahami kata-kata dalam cerita tersebut. Mintalah ia untuk membacakan secara keras dan bilang kepada kita apa yang telah ia baca.

2.      Jika anak tidak bisa melakukan ini, mintalah ia membaca tanpa bersuara, berhenti setiap paragraph dan menceritakan kepada kita apa yang telah ia baca.

3.      Ketika pemahamannya berkembang, tambahkan jumlah paragraph yang ia baca hingga ia bisa membaca dan paham keseluruhan halaman.

4.      Untuk membantu pemahamannya, Anda bisa memberikan arahan: menurutmu apa yang dirasakan si tokoh? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana akhir ceritanya?

 

D.  Ajarkan Anak Membaca Melalui Minatnya

Mengajar membaca anak disleksia adalah proses yang tidak mudah. Anak disleksia memiliki short term memory yang terbatas dan kosa kata yang minim sehingga membutuhkan banyak penguatan. Variaskan metode melalui permainan kata atau mengajak anak jalan-jalan sambil mengajari membaca tulisan-tulisan yang ada dan dapat pula dilakukan dengan hal-hal lain yang disukainya. Misalnya pada anak yang memiliki minat memasak, kita bisa mengajarkan membaca resep dan menyuruhnya memasak. Dari situ kita melihat sejauh mana pemahamannya terhadap bacaan.

Dalam mengajari anak disleksia, kita harus hati-hati untuk tidak mengkritik terlalu jauh karena anak yang menderita disleksia rawan untuk memiliki motivasi dan self-esteem yang jatuh. Ketika anak mulai menyadari ia memiliki kesulitan dalam membaca dan ia sudah tertinggal jauh dari teman-temannya, ia akan membenci pelajaran membaca dan langsung menyerah (mogok) ketika menghadapi kata yang sulit. Aksi mogok ini bisa disiasati dengan cara belajar membaca melalui minatnya. Dan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran ini adalah berilah apresiasi pada sekecil apapun perkembangannya.


Sumber:

Baumer, Bernice H. (1996). How to Teach Your Dyslexic Child to Read. New York: Kensington Publishing Corp.

Harwell, Joan M & Jackson, Rebecca Williams. (2008). The Complete Learning Disabilities Handbook: Ready-to-Use Strategies & Activites for Teaching Students With Learning Disabilites. San Francisco: Jossey-Bass

1 komentar:

  1. Caesars Palace Casino & Resort announces $1M expansion | JTA
    Caesars Palace 대구광역 출장마사지 Hotel Casino & 여수 출장마사지 Resort is officially opening a new retail and dining destination, 광주 출장마사지 delivering a 파주 출장안마 premier casino experience to 라이브 스코어 사이트

    BalasHapus