Pernah melihat adik, ponakan, teman, atau orang lain di sekitar kita mengalami kesulitan membaca? Kadang-kadang yang dibaca terbalik susunan kata-kata atau huruf-hurufnya... Bisa jadi mereka mengalami DISLEKSIA. Nah, berikut ini beberapa cara untuk mengajarkan anak dengan kondisi disleksia.. Semoga bermanfaat...
A. Metode yang digunakan.
Dalam
mengajar anak dengan kondisi disleksia harus dilakukan dengan metode
multisensori, yaitu mendayagunakan seluruh kemampuan anak yang meliputi :
1. visual
(kemampuan penglihatan),
2. auditori
(kemampuan pendengaran),
3. kinestetik
(kesadaran pada gerak),
4. taktil
(perabaan)
Kemampuan
visual dan auditori yang dimanfaatkan bersamaan dan saling menunjang dalam
proses belajar anak dikenal dengan metode fonik, dimana anak diajak menamai
huruf sesuai dengan bunyinya.
B. Cara Mengenalkan dan Membedakan Huruf
Jika anak dalam tahap belum bisa membedakan mana
huruf-huruf yang mirip seperti b dan d, p dan q, maka cara pengajaran yang
perlu dilakukan adalah mempelajari hurufnya satu persatu. Misalnya fokuskan
pengajaran kali ini pada huruf b. Tulislah huruf b dalam ukuran yang besar
kemudian mintalah anak untuk mengucapkan sembari tangannya mengikuti alur huruf
b atau membuat kode tertentu oleh tangan. Latihlah dan perkuatlah terus menerus
sampai ia bisa menguasainya, setelah itu mulailah beranjak ke huruf d, dan
ulangi pada huruf-huruf lain yang sulit dibedakan anak.
Bila anak sudah dapat membedakan huruf maka anak dapat
mulai diajarkan membaca. Terdapat dua cara untuk mengajarkan anak membaca
kata-kata: melihat dan mendengar kata tersebut satu persatu. Buatlah kata yang
dicetak dalam ukuran besar – misalnya ‘buku’, setelah itu kita ucapkan ‘buku’,
lalu mintalah anak mengulangi apa yang kita ucapkan yaitu ‘buku’. Tunjukanlah
kata tersebut terus menerus, tambahkanlah beberapa kata yang sudah ia ketahui,
hingga ia mengenali dan dapat mengucapkannya langsung begitu ia melihat kata
‘buku’.
C. Cara
meningkatkan pemahaman (comprehension)
Ada
beberapa anak disleksia yang sudah bisa membaca namun ia memiliki masalah
dengan pemahaman (comprehension). Hal pertama yang harus kita lakukan adalah
mengidentifikasi sejauh mana kemampuannya dalam memahami. Jika ia tidak mampu
memahami satu halaman, potonglah menjadi beberapa paragraph. Jika ia tidak bisa
memahami beberapa paragraph, potonglah menjadi satu paragraf, dan seterusnya
hingga sampai pada satu kalimat.
Membaca
cerita bersama anak dirasa cukup efektif karena kita bisa tahu langsung
pemahamannya. Misalnya ketika anak tidak paham kata ‘terbit’, kita bisa
menganalogikan ‘terbit’ dengan bertanya ‘kalau pagi hari, matahari muncul atau
menghilang?’ lalu ketika anak menjawab ‘muncul’ kita menjelaskan bahwa itulah
yang dimaksud dengan ‘terbit’. Menganalogikan kata-kata yang tidak dimengerti
dapat mengajarkan anak untuk memberi tanda kata-kata yang belum ia pahami.
Menurut
Baumer (1996) ada beberapa cara mengajar jika pemahaman anak lemah:
1. Memilih
cerita yang menarik pada level dimana 98% ia bisa memahami kata-kata dalam
cerita tersebut. Mintalah ia untuk membacakan secara keras dan bilang kepada
kita apa yang telah ia baca.
2. Jika
anak tidak bisa melakukan ini, mintalah ia membaca tanpa bersuara, berhenti
setiap paragraph dan menceritakan kepada kita apa yang telah ia baca.
3. Ketika
pemahamannya berkembang, tambahkan jumlah paragraph yang ia baca hingga ia bisa
membaca dan paham keseluruhan halaman.
4. Untuk
membantu pemahamannya, Anda bisa memberikan arahan: menurutmu apa yang
dirasakan si tokoh? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana akhir
ceritanya?
D. Ajarkan Anak Membaca Melalui
Minatnya
Mengajar membaca anak disleksia adalah proses yang tidak mudah. Anak
disleksia memiliki short term memory
yang terbatas dan kosa kata yang minim sehingga membutuhkan banyak penguatan.
Variaskan metode melalui permainan kata atau mengajak anak jalan-jalan sambil
mengajari membaca tulisan-tulisan yang ada dan dapat pula dilakukan dengan
hal-hal lain yang disukainya. Misalnya pada anak yang memiliki minat memasak,
kita bisa mengajarkan membaca resep dan menyuruhnya memasak. Dari situ kita
melihat sejauh mana pemahamannya terhadap bacaan.
Dalam mengajari anak disleksia, kita harus hati-hati untuk tidak mengkritik
terlalu jauh karena anak yang menderita disleksia rawan untuk memiliki motivasi
dan self-esteem yang jatuh. Ketika anak mulai menyadari ia memiliki kesulitan
dalam membaca dan ia sudah tertinggal jauh dari teman-temannya, ia akan
membenci pelajaran membaca dan langsung menyerah (mogok) ketika menghadapi kata
yang sulit. Aksi mogok ini bisa disiasati dengan cara belajar membaca melalui
minatnya. Dan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran ini adalah berilah
apresiasi pada sekecil apapun perkembangannya.
Sumber:
Baumer, Bernice H. (1996). How to
Teach Your Dyslexic Child to Read. New York: Kensington Publishing Corp.
Harwell, Joan M & Jackson, Rebecca Williams. (2008). The Complete Learning Disabilities Handbook:
Ready-to-Use Strategies & Activites for Teaching Students With Learning
Disabilites. San Francisco: Jossey-Bass
Caesars Palace Casino & Resort announces $1M expansion | JTA
BalasHapusCaesars Palace 대구광역 출장마사지 Hotel Casino & 여수 출장마사지 Resort is officially opening a new retail and dining destination, 광주 출장마사지 delivering a 파주 출장안마 premier casino experience to 라이브 스코어 사이트